Kamis, 05 Januari 2012

Rencana Kerja Apabila menjadi Pengajar di Wilayah Pelosok Pulau Sumatera


SUKU ANAK DALAM

Letak geografis 1°44’ - 1°58’ LS, 102°29’ - 102°49’ BT
Letak Kab. Sarolangun Bangko, Kab. Bungo
Tebo dan Kab. Batanghari Provinsi Jambi
Ketinggian tempat 50 - 400 m. dpl
suku kubu 1930.jpg
Suku Kubu atau juga dikenal dengan Suku Anak Dalam atau Orang Rimba adalah salah satu suku bangsa minoritas yang hidup di Pulau Sumatra, tepatnya di Provinsi Jambi dan Sumatra Selatan. Mereka mayoritas hidup di propinsi Jambi, dengan perkiraan jumlah populasi sekitar 200.000 orang. Menurut tradisi lisan suku Anak Dalam merupakan orang Maalau Sesat, yang m lari ke hutan rimba di sekitar Air Hitam, Taman Nasional Bukit Duabelas. Mereka kemudian dinamakan Moyang Segayo. Tradisi lain menyebutkan mereka berasal dari Pagaruyung, yang mengungsi ke Jambi. Ini diperkuat kenyataan adat suku Anak Dalam punya kesamaan bahasa dan adat dengan suku Minangkabau, seperti sistemmatrilineal.
Secara garis besar di Jambi mereka hidup di 3 wilayah ekologis yang berbeda, yaitu Orang Kubu yang di utara Provinsi Jambi (sekitaran Taman Nasional Bukit 30), Taman Nasional Bukit 12, dan wilayah selatan Provinsi Jambi (sepanjang jalan lintas Sumatra). Mereka hidup secaranomaden dan mendasarkan hidupnya pada berburu dan meramu, walaupun banyak dari mereka sekarang telah memiliki lahan karet dan pertanian lainnya. Kehidupan mereka sangat mengenaskan seiring dengan hilangnya sumber daya hutan yang ada di Jambi dan Sumatra Selatan, dan proses-proses marginalisasi yang dilakukan oleh pemerintah dan suku bangsa dominan (Orang Melayu) yang ada di Jambi dan Sumatra Selatan. Mayoritas suku kubu menganut kepercayaan animisme, tetapi ada juga beberapa puluh keluarga suku kubu yang pindah ke agama Islam.
mengulas tentang taman bukit nasional, Taman Nasional Bukit Duabelas merupakan salah satu kawasan hutan hujan tropis dataran rendah di Provinsi Jambi. Semula kawasan ini merupakan kawasan hutan produksi tetap, hutan produksi terbatas dan areal penggunaan lain yang digabung menjadi taman nasional. Hutan alam yang masih ada terletak di bagian Utara taman nasional ini, sedangkan yang lainnya merupakan hutan sekunder. Jumlah sungai dan anak sungai sangat banyak yang berasal dari dalam kawasan ini (terlihat di peta seperti serabut akar), sehingga kawasan ini merupakan daerah tangkapan air terpenting bagi Daerah Aliran Sungai Batanghari. Keadaan topografi taman nasional ini datar sampai bergelombang sedang, dengan bukit/gunung seperti Bukit Suban, Sungai Punai (± 164 m. dpl), Gunung Panggang (± 328 m. dpl), dan Bukit Kuran (± 438 m. dpl). Masyarakat asli suku Anak Dalam (Orang Rimba) telah mendiami hutan Taman Nasional Bukit Duabelas selama puluhan tahun. Suku Anak Dalam menyebut hutan yang ada di Taman Nasional Bukit Duabelas sebagai daerah pengembaraan; dimana mereka berinteraksi dengan alam, saling memberi, saling memelihara dan saling menghidupi. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, suku Anak Dalam melakukan kegiatan berburu babi, mencari ikan, mencari madu, dan menyadap karet untuk dijual.
Rumah suku Anak Dalam di sekitar Taman Nasional
Dalam pemilihan lokasi di suku anak dalam (KUBU) pelajaran yang saya akan ajarkan ialah mempelajari anak-anak yang ingin belajar di suku KUBU untuk mempelajari matematika disar. Berupa pertambahan , perkalian, dan pembagian.letak atau tempat yang akan saya gunakan ialah di taman bukit taman nasional, behubung taman itu sebagai obyek wisata yang belum banyak di kunjungi. Maka menggunakan tempat itu untuk menjadi tempat belajar mengajar, dimaksudkan agar saya bisa memperkenalkan juga kepada mereka metode pembelajaran dengan suasana alam. Dalam mempelajari metode pengajaran ini. Saya akan menjabarkan rencana kerja, yaitu, bagaimana saya bisa mengajarkan mereka dengan mudah dan mempersiapkan alat peraga untuk metode pembelajaran. Yaitu menggunakan batu-batuan sebagai alat penghitung, ataupun ranting-ranting kering dan tanah sebagai pengganti papan tulis.  Dan adapun hal lain yang dapat saya gunakan sebagai metode pembelajaran ialah , menggunakan pepohonan untuk alat peraga hitung. Dalam tujuan akhir apabila metode dalam pembelajaran saya untuk anak-anak di suku anak dalam (kubu) sesuai yang saya harapkan, saya ingin memberikan alat tulis buku , dan papan tulis yang layak seharusnya mereka dapatkan dalam belajar.
Yang saya ingin harapkan adalah pemerintah lebih peduli lagi terhadap pendidikan, khususnya pemerintah memberikan perhatian lebih bagi daerah-daerah pelosok yang mungkin kurang dalam memberikan kesempatan untuk anak bangsa dalam menuntut ilmu, yaitu dengan membangun gedung sekolah, mengirimkan relawan yang siap untuk menjadi guru pengajar. Memberikan buku-buku atau alat tulis buku bacaan untuk metode pembelajaran. Apa yang saya ucapkan ini memang seharusnya di lakukan. Karena anak bangsa itu berhak untuk menuntut ilmu. Kaya,miskin atau siappun berhak menuntut ilmu. Berikan mereka kesempatan untuk menikmati indahnya dalam menuntut ilmu. Agar kelak bangsa ini menjadi bangsa yang lebih maju lagi.
Harapan dari saya pribadi. Semoga saya bisa memanfaatkan masa-masa dalam mempelajari atau mendapati ilmu ini dengan baik-baik. Senoga apa yang saya pelajari tentang menuntut ilmu. Sangat berguna akhir kelak nanti,



Referensi :