Nama : Echa Saefulloh H
NPM: 12211305
KELAS: 3EA26
Konsep Penalaran Ilmiah Dalam Kaitannya Dengan Penulisan Ilmiah
Pengertian penalaran
Penalaran merupakan proses berfikir untuk menghubungkan
satu data atau fakta dengan data atau fakta lainnya sehingga menghasilkan suatu
kesimpulan. Cara menghubungkan data tersebut harus benar agar kesimpulan yang
di hasilkan benar. Kebenaran sebuah kesimpulan di tentukan oleh cara bernalar
dan benar-tidaknya data pendukung. Penalaran terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Penalaran deduktif
Penalaran deduktif adalah jenis penalaran yang mengampaikan hal-hal umum sampai pada kesimpulan yang khusus.
Berikut ini adalah bentuk penalaran deduktif:
- Silogisme : penalaran deduktif dalam karangan argumentasi
Silogisme dibagi menjadi dua jenis, yaitu : silogisme kategorial dan silogisme negative dan emiten
2. Penalaran induktif
Penalaran deduktif adalah penalaran dengan menyebutkan masalah khusus dan berangsur-angsur menuju kesimpulan umum yang merupakan cakupan dari hal khusus.
Berikut ini adalah bentuk-bentuk penalaran induktif:
- Generalisasi : dilakukan dengan mengungkapkan hal-hal khusus lalu menarik kesimpulan secara umum
- Analogi : penalaran dengan cara membandingkan dua hal yang berbeda, tetapi memiliki persamaan.
- Hubugan kausal : cara penalran yang di peroleh dari peristiwa-peristiwa yang memiliki pola hubungan sebab-akibat.
Pengertian penulisan ilmiah
Merupakan penulisan laporan menyangkut segi bahasa, bagaimana kita menyusun kalimat-kalimat dalam suatu paragraph, bagaimana kita menggunakan istilah dan sebagainya. Bahasa yang di pergunakan dalam laporan ialah bahasa baku, lebih khusus lagi adalah bahasa ilmiah, yang berfungsi menyampaikan informasi dengan cacat yang sekecil-kecilnya.
Keterkaitan Penalaran dalam Proses Penulisan Ilmiah
Suatu karangan akan mencerminkan kualitas penalaran seseorang. Penalaran itu akan tampak dalam pola pikir penyusuan karangan itu sendiri. Penalaran dalam suatu karangan ilmiah mencakup 5 aspek. Kelima aspek tersebut adalah:
1. Aspek Keterkaitan
Aspek keterkaitan adalah hubungan antar bagian yang satu dengan yang lain dalam suatu karangan. Artinya, bagian-bagian dalam karangan ilmiah harus berkaitan satu sama lain. Pada pendahuluan misalnya, antara latar belakang masalah – rumusan masalah – tujuan – dan manfaat harus berkaitan. Rumusan masalah juga harus berkaitan dengan bagian landasan teori, harus berkaitan dengan pembahasan, dan harus berkaitan juga dengan kesimpulan.
2. Aspek Urutan
Aspek urutan adalah pola urutan tentang suatru yang harus didahulukan atau ditampilkan kemudian (dari hal yang paling mendasar ke hal yang bersifat pengembangan). Suatu karangan ilmiah harus mengikuti urutan pola pikir tertentu. Pada bagian Pendahuluan, dipaparkan dasar-dasar berpikir secara umum. Landasan teori merupakan paparan kerangka analisis yang akan dipakai untuk membahas. Baru setelah itu persoalan dibahas secara detail dan lengkap. Di akhir pembahasan disajikan kesimpulan atas pembahasan sekaligus sebagai penutup karangan ilmiah.
3. Aspek Argumentasi
Yaitu bagaimana hubungan bagian yang menyatakan fakta, analisis terhadap fakta, pembuktian suatu pernyataan, dan kesimpulan dari hal yang telah dibuktikan. Hampir sebagian besar isi karangan ilmiah menyajikan argumen-argumen mengapa masalah tersebut perlu dibahas (pendahuluan), pendapat-pendapat atau temuan-temuan dalam analisis harus memuat argumen-argumen yang lengkap dan mendalam.
4. Aspek Teknik Penyusunan
Yaitu bagaimana pola penyusunan yang dipakai, apakah digunakan secara konsisten. Karangan ilmiah harus disusun dengan pola penyusunan tertentu, dan teknik ini bersifat baku dan universal. Untuk itu pemahaman terhadap teknik penyusunan karangan ilmiah merupakan syarat multak yang harus dipenuhi jika orang akan menyusun karangan ilmiah.
5. Aspek Bahasa
Yaitu bagaimana penggunaan bahasa dalam karangan tersebut? baik dan benar? Baku? Karangan ilmiah disusun dengan bahasa yang baik, benar dan ilmiah. Penggunaan bahasa yang tidak tepat justru akan mengurangi kadar keilmiahan suatu karya sastra lebih-lebih untuk karangan ilmiah akademis.
Dalam penulisan ilmiah terdapat beberapa proses, diantaranya adalah pengamatan, peninjauan atau penelitian, disusun menurut metode tertentu .
Sumber Referensi:
Aspek keterkaitan adalah hubungan antar bagian yang satu dengan yang lain dalam suatu karangan. Artinya, bagian-bagian dalam karangan ilmiah harus berkaitan satu sama lain. Pada pendahuluan misalnya, antara latar belakang masalah – rumusan masalah – tujuan – dan manfaat harus berkaitan. Rumusan masalah juga harus berkaitan dengan bagian landasan teori, harus berkaitan dengan pembahasan, dan harus berkaitan juga dengan kesimpulan.
2. Aspek Urutan
Aspek urutan adalah pola urutan tentang suatru yang harus didahulukan atau ditampilkan kemudian (dari hal yang paling mendasar ke hal yang bersifat pengembangan). Suatu karangan ilmiah harus mengikuti urutan pola pikir tertentu. Pada bagian Pendahuluan, dipaparkan dasar-dasar berpikir secara umum. Landasan teori merupakan paparan kerangka analisis yang akan dipakai untuk membahas. Baru setelah itu persoalan dibahas secara detail dan lengkap. Di akhir pembahasan disajikan kesimpulan atas pembahasan sekaligus sebagai penutup karangan ilmiah.
3. Aspek Argumentasi
Yaitu bagaimana hubungan bagian yang menyatakan fakta, analisis terhadap fakta, pembuktian suatu pernyataan, dan kesimpulan dari hal yang telah dibuktikan. Hampir sebagian besar isi karangan ilmiah menyajikan argumen-argumen mengapa masalah tersebut perlu dibahas (pendahuluan), pendapat-pendapat atau temuan-temuan dalam analisis harus memuat argumen-argumen yang lengkap dan mendalam.
4. Aspek Teknik Penyusunan
Yaitu bagaimana pola penyusunan yang dipakai, apakah digunakan secara konsisten. Karangan ilmiah harus disusun dengan pola penyusunan tertentu, dan teknik ini bersifat baku dan universal. Untuk itu pemahaman terhadap teknik penyusunan karangan ilmiah merupakan syarat multak yang harus dipenuhi jika orang akan menyusun karangan ilmiah.
5. Aspek Bahasa
Yaitu bagaimana penggunaan bahasa dalam karangan tersebut? baik dan benar? Baku? Karangan ilmiah disusun dengan bahasa yang baik, benar dan ilmiah. Penggunaan bahasa yang tidak tepat justru akan mengurangi kadar keilmiahan suatu karya sastra lebih-lebih untuk karangan ilmiah akademis.
Dalam penulisan ilmiah terdapat beberapa proses, diantaranya adalah pengamatan, peninjauan atau penelitian, disusun menurut metode tertentu .
Sumber Referensi:
- Diana, Ernawati, Anna, Bagus, (2008). "Intisari Bahasa Indonesia Untuk SMA".Cetakan Pertama. Kawah Pustaka. Jakarta
- Drs. Joko Untoro & Tim Guru Indonesia, (2010). "Buku Pintar Pelajaran". Cetakan pertama. Wahyu Media. Jakarta
- Minto Rahayu, (2007)." Bahasa Indonesia Di Perguruan Tinggi ". Grasindo. Depok
- Dede Saripah, (2014). " Tulisan 1 - Konsep Penalaran Ilmiah Dalam Kaitannya Dengan Penulisan Ilmiah ". diakses tanggal 27 Maret 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar