Senin, 20 Oktober 2014

Tugas Etika Bisnis# "BISNIS DAN ETIKA"

Nama : Echa Saefulloh H
NPM : 12211305
KELAS : 4EA26



Bisnis dan Etika

Kata “etika” dan “etis” tidak selalu dipakai dalam arti yang sama dan karena itu pula “etika bisnis” bisa berbeda artinya. Suatu uraian sistematis tentang etika bisnis sebaiknya di mulai dengan menyelidiki dan menjernihkan cara kata seperti “ etika” dan “etis” dipakai. Perlu diakui, ada beberapa kemungkinan yang tidak seratus persen sama (walupun perbedaannya tidak seberapa) arti-arti “etika” adalah membedakan antara “ etika sebagai praksis” dan “etika sebagai refleksi”.

Pengertian bisnis dan etika bisnis
  • Bisnis adalah kegiatan manusia dalam mengorganisasikan sumber daya untuk menghasilkan dan mendistribusikan barang dan jasa guna memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat
  • Etika adalah cabang fislsafat yang mempelajari baik buruknya perilaku manusia. Karena itu etika dalam arti ini sering disebut juga “filsafat praktis”.
  • Etika bisnis adalah aturan main prinsip dalam organisasi yang menjadi pedoman membuat keputusan dan tingkah laku.
Mitos Bisnis Amoral

Bisnis adalah bisnis. Bisnis jangan di campur adukan dengan etika. Demikianlah ungkapan yang sering kita dengar yang menggambarkan hubungan antara bisnis dan etika sebagai dua hal yang terpisah satu sama lain. Inilah ungkapan-ungkapan yang  disebutkan oleh De George sebagai Mitos Bisnis Amoral. Ungkapan atau mitos ini menggambarkan dengan jelas anggapan atau keyakinan orang bisnis, sejauh mereka menerima mitos seperti itu, tendang dirinya, kegiatannya, dan lingkungan kerjanya. Yang mau digambarkan di sini adalah bahwa kerja orang bisnis adalah berbisnis dan bukan beretika. Atau secara lebih tepat, mitos bisnis amoral mengungkapkan suatu keyakinan bahwa antar bisnis dan moralitas atau etika tidak ada hubungan sama sekali. Bisnis tidak punya sangkut paut dengan etika dan moralitas. Keduanya adalah dua bidang yang terpisah satu sama lain. Karena itu bisnis tidak boleh di nilai dengan menggunakan norma dan nilai-nilai etika. Bisnis dan etika adalah dua hal yang sangat berbeda dan tidak boleh di campuradukkan. Apabila itu dilakukan, telah terjadi sebuah kesalahan kategoris. Bisnis hanya bisa dinilai dengan kategori dan norma-norma bisnis dan bukan dengan kategori dan norma-norma etika.
Untuk memperlihatkan kebenaran mitos bisnis amoral tersebut, bisnis diibaratkan sebagai permainan judi, yang dapat menghalalkan segala cara untuk menang dan memperoleh keuntungan. Atas dasar ini, muncul beberapa argumen yang pada dasarnya mau memperlihatkan bahwa antara bisnis dan etika tidak ada hubungan sama sekali, argumen tersebut antara lain:
  • Bisnis merupakan bentuk sebuah persaingan bagi semua orang yang terlibat di dalamnya dan selalu berusaha dengan segala macam cara dan upaya untuk bisa menang.
  • Aturan yang di pakai dalam permainan penuh persaingan itu berbeda dari aturan yang ada dan di kenal dalam kehidupan sosial pada umumnya.
  • Orang bisnis yang masih mau mematuhi aturan moral akan berada dalam posisi yang tidak menguntungkan di tengah persaingan ketat tersebut.

Kesimpulanya: bisnis dan etika adalah dua hal yang berbeda dan terpisah satu sama lain. Bahkan sebagaimana diungkapkan salah satu argumen di atas, etika justru bertentangan dengan bisnis dan akan membuat pelaku bisnis kalah dalam persaingan bisnis yang ketat. Maka, orang bisnis tidak perlu memperhatikan imbauan-imbauan, norma-norma, dan nilain-nilai moral.
 
Keutamaannya etika bisnis
  • Dalam bisnis moderen, para pelaku bisnis dituntut untuk menjadi orang-orang profesional di bidangnya. Perusahaan yang unggul bukan hanya memiliki kinerja dalam bisnis. Manajerial dan finansial yang baik akan tetapi juga kinerja etis dan etos bisnis yang baik.
  • Dalam persaingan bisnis yang sangat ketat, maka konsumen benar-benar raja kepercayaan konsumen di jaga dengan memperlihatkan citra bisnis yang baik dan etis.

Sasaran Dan Lingkup Etika Bisnis 

Ada tiga sasaran dan lingkup pokok etika bisnis disini. Yang pertama, etika bisnis sebagai etika profesi membahas berbagai prinsip, kondisi dan masalah yang terkait dengan praktek bisnis yang baik dan etis. Etika bisnis bertujuan untuk mengimbau para pelaku bisnis untuk menjalankan bisnisnya secara baik dan etis. Karena bisnis yang baik dan etis menunjang keberhasilan bisnisnya dalam jangka panjang. Dan berfungsi menggugah kesadaran moral para pelaku bisnis untuk berbisnis secara baik dan etis demi nilai-nilai luhur tertentu dan demi kepentingan bisnisnya sendiri. Etika bisnis dalam lingkupnya yang pertama ini tidak hanya menyangkut perilaku dan organisasi perusahaan secara internal melainkan juga menyangkut secara eksternal.

Sasaran yang kedua, yaitu untuk menyadarkan masyarakat, khususnya konsumen, karyawan dan masyarakat luas, akan hak dan kepentingan mereka yang tidak boleh dilanggar oleh praktek bisnis siapa pun juga. Pada tingkat ini etika bisnis berfungsi untuk menggugah masyarakat untuk bertindak menuntut para pelaku bisnis untuk berbisnis secara baik demi terjaminnya hak dan kepentingan masyarakat. Etika bisnis mengajak masyarakat luas untuk sadar dan berjuang menuntut haknya agar hak dan kepentingannya tidak dirugikan oleh pembisnis.

Pada sasaran ketiga, etika bisnis juga berbicara mengenai system ekonomi yang sangat menentukan etis tidaknya suatu praktek bisnis. Dalam hal ini, etika bisnis lebih bersifat makro. Dalam lingkup makro, etika bisnis berbicara mengenai monopoli,oligopoly, kolusi dan praktek-praktek semacamnya yang akan sangat mempengaruhi tidak saja sehat tidaknya suatu ekonomi melainkan baik tidaknya praktek bisnis dalam sebuah negara tersebut. Etika bisnis menekankan pentingnya kerangka legal-politis bagi praktek yang baik, yaitu pentingnya hukum dan aturan bisnis serta peran pemerintah yang efektif menjamin keberlakuan aturan bisnis tersebut secara konsekuen tanpa pandang bulu.

Prinsip-Prinsip Etika Bisnis
Pada dasarnya prinsip-prinsip etika bisnis tidak jauh berbeda dengan prinsip-prinsip yang ada di kehidupan sehari-hari kita, dan prinsip-prinsip tersebut juga berhubungan erat dengan kehidupan masyarakat pada umumnya di seluruh belahan dunia.
Menurut (Sonny Keraf, 1998, dikutip oleh Arijanto, 2011), prinsip-prinsip etika bisnis meliputi :
a. Prinsip otonomi: Sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkankesadarannya tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan.

b.  Prinsip kejujuran: Kegiatan bisnis tidak akan bisa bertahan lama dan berhasil jika tidak didasarkan atas kejujuran,yaitu:
-          Jujur dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak.
-          Kejujuran dalam penawaran barang atau jasa dengan mutu dan harga yang sebanding.
-          Jujur dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan.
c.      Prinsip keadilan: Menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan aturan yang adil dan        sesuai kriteria yang rasional obyektif, serta dapat dipertanggung jawabkan.
d.   Prinsip saling menguntungkan (mutual benefit principle): Menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua pihak.
e.   Prinsip integritas: Dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku bisnis atau perusahaan, agar perlu menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baik pimpinan, karyawan, maupun perusahaannya.

Etos Kerja.

Etos berasal dari bahasa Yunani (etos) yang memberikan arti sikap, kepribadian, watak, karakter, serta keyakinan atas sesuatu. Sikap ini tidak saja dimiliki oleh individu, tetapi juga oleh kelompok bahkan masyarakat .Dalam kamus besar bahasa Indonesia etos kerja adalah semangat kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau sesesuatu kelompok. Secara terminologis kata etos, yang mengalami perubahan makna yang meluas. Digunakan dalam tiga pengertian yang berbeda yaitu:
  •  Suatu aturan umum atau cara hidup
  •  Suatu tatanan aturan perilaku.
  •  Penyelidikan tentang jalan hidup dan seperangkat aturan tingkah laku .
Dalam pengertian lain, etos dapat diartikan sebagai thumuhat yang berkehendak atau berkemauan yang disertai semangat yang tinggi dalam rangka mencapai cita-cita yang positif.

Akhlak atau etos dalam terminologi Prof. Dr. Ahmad Amin adalah membiasakan kehendak. Kesimpulannya, etos adalah sikap yang tetap dan mendasar yang melahirkan perbuatan-perbuatan dengan mudah dalam pola hubungan antara manusia dengan dirinya dan diluar dirinya . 

Dari keterangan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa kata etos berarti watak atau karakter seorang individu atau kelompok manusia yang berupa kehendak atau kemauan yang disertai dengan semangat yang tinggi guna mewujudkan sesuatu keinginan atau cita-cita.

Etos kerja adalah refleksi dari sikap hidup yang mendasar maka etos kerja pada dasarnya juga merupakan cerminan dari pandangan hidup yang berorientasi pada nilai-nilai yang berdimensi transenden.
Secara umum, etos kerja berfungsi sebagai alat penggerak tetap perbuatan dan kegiatan individu. Menurut A. Tabrani Rusyan, fungsi etos kerja adalah:
  • Pendorang timbulnya perbuatan.
  • Penggairah dalam aktivitas.
  • Penggerak, seperti mesin bagi mobil besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat lambatnya suatu perbuatan.
Realisasi Moral Bisnis
Etika merupakan ilmui tentang norma-norma. Nilai-nilai dan ajaran moral. Sedangkan moral adalah rumusan sistematik terhadap anggapan tentang apa yang bernilai serta kewajiban manusia. Moral (Bahasa Latin Moralita) adalah istilah manusia menyebut kepada manusia atau oranglainnya dalam tindakan yang memiliki nilai positif.

Pendekatan-pendekatan Stakeholder

Pendekatan stakeholder merupakan sebuah pendekatan baru yang banyak digunakan. Khususnya dalam etika bisnis. Belakangan ini dengan mencoba mengintegrasikan kepentingan bisnis disatu pihak dan tuntutan etika di pihak lain. Dalam hal ini, pendekatan stakeholder adalah cara mengamati dan menjelaskan secara analitis bagaimana berbagai unsur dipengaruhi dan mempengaruhi keputusan dan tindakan bisnis.
Pada umumnya ada dua kelompok stakeholder:
  • Kelompok primer: kelompok perimer terdiri dari pemilik modal atau saham, kreditur, karyawan, pemasuk, konsumen, penyalur, dan pesaing atau rekan.
  • Kelompok sekunder: terdiri dari pemerintah setempat, masyarakat paa umumnya, dan masyarakat setempat. Yang paling penting di perhatikan dalam suatu kegiatan bisnis tentu saja adalah kelompok primer karena hidup matinya. Berhasil tidaknya bisnis suatu perusahaan sangat ditentukan oleh relasi yang saling menguntungkan yang di jalin dengan kelompok tersebut. Yang berarti demi keberhasilan dan kelangsungan bisnis suatu perusahaan, perusahaan tersebut tidak boleh merugikan satupun kelompok stakeholder primer diatas.

 SUMBER:




Tidak ada komentar:

Posting Komentar