Pengalaman yang
berkesan bagi saya dalam berekreasi di hari libur adalah pada saat liburan
semester 3 lalu. Dimana saya dan teman-temaqn saya mempunyayang dimana sebelum
liburan setelah ujian utama tiba kami mempunyai planning untuk berlibur ke
puncak. Liburan ini bertujuan untuk melepas penat setelah melewati semester
3. Planning ini telah kami persiapkan
jauh tempo hari saat berjalannya perkuliahan di semester 3. Pada saat H-1
untuk pergi ke puncak di Bogor kami semua berunding menanyakan kepastian
tentang kesiapan serta kehadiran untuk mengikuti liburan ini. Schedule pun
telah kami rancang dalam keberangkatan kami. Dan kami sepakat pukul 7 pagi kami
berkumpul dan pukul 8 kami pun bergegeas berangkat. Keesokan harinya saya
memiliki kendala perihal izin dari orang tua. Tiba-tiba saya belum mendapatkan
kepastian bahwa saya akan ikut. Karena di pagi hari saya tidak mendapatkan izin
dari orang tua. Dan saya pun memberitahu teman-teman saya bahwa saya belum
pasti maka saya menyarankan agar teman-teman saya berangkat terlebih dahulu
menuju puncak bogor. Dan teman-teman saya memaklumi atas hal kendala saya ini.
Tepat pukul 11 siang
seorang teman saya Nanda mengirim pesan. Menanyakan kepastian lagi apakah saya
bisa ikut atau tidak. Saya pun menjawab saya belum bisa memastikan karena saya
menunggu Ayah saya pulang ke rumah untuk meminta izin secara langsung dan Nanda
pun menunggu kepastian saya lagi. Pukul 1 siang nanda menanyakan kembali. Saya
pun merasa sungkan atas hal ini, saya
berkata bahwa saya tidak bisa ikut di acara ini. Nanda pun merasa
kecewa. Dan saya meminta maaf. Selang 2 jam saya berusaha menghubungi Nanda
kembali. Karena saya telah mendapatkan izin dari ayah. Ibu yang tadinya tidak
memberikan izin namun sebaliknya pada saya saat memita izin , ibu setuju dengan
izin ayah yang memperbolehkan saya pergi ke puncak Bogor. Namun saya saat saya
menghubungi Nanda , telfon saya tidak ada respon dari Nanda. Kemudian Nanda
mengirim pesan Dan bertanya lagi apakah saya siap untuk ikut. Dan dengan
semangat saya menjawab “ saya bisa ikut”. Akhirnya saya dan Nanda membuat janji
dan memberitahukan kepada teman-teman saya yang terlebih dahulu tiba di puncak.
tepat pada pukul 5 Nanda menjemput saya di rumah dan langsung bergegas pergi ke
puncak. di perjalanan saya dan Nanda terhenti karena Adzan magrib telah
berkumandang dan bergegas mencari mesjid dan beristirahat sejenak. Karena saya
merasa mengantuk saat mengendarai motor. Saya pun membeli kopi dan merokok
sejenak. Setelah selesai kami berdua pun melanjutkan perjalanan. Sekitar 3 jam
setengah perjalanan. Kami berdua sampai di lokasi dan beristirahat sejenak
sambil menghubungi teman-teman untuk mengetahui keberadaan teman-teman yang
telah sampai terlebih dahulu. Di suatu tempat itu saya di tawarkan oleh calo
villa dan saya berkata “ nanti dulu ya pak” , dan calo itu pun menawarkan hal
yang negative, saya pun tidak merespon tawaran tersebut dan saya tertawa karena
niat saya untuk melepaskan penat dengan hal positive. saya bergegas pergi dari
tempat itu dengan Nanda menghampiri teman-teman saya yang sedah berada di
tempat makan tidak jauh dari tempat itu. Setibanya di tempat teman-teman saya
berada. Saya pun memesan makanan sambil beristirahat. Setelah makan selesai
kami pun bergegas pergi ke villa yang telah kami sewa sebelumnya oleh
teman-teman saya di siang tadi. Sesampainya di villa kami bercerita serta
membuat suatu humor dalam obrolan kami sambil menikmati rokok dan kopi.
Sebenarnya saya merasa minder saat merokok. Karena dari 10 teman-teman saya
hanya ada 3 orang yang perokok active. hanya ada Ikhwan dan Nanda yang merokok.
Setelah berceloteh dan mengobrol lama dengan ditemani dinginnya malam di
puncak. kami pun menonton pertandingan sepakbola antara Real Madrid dan
Barcelona di televisi. Satu persatu pun teman-teman saya faisal, Atri, Bagus, Ikhwan, dan Ghani mulai
tertidur. Yang menyaksikan televisi hanya Reza , Pray , Nauval dan Nanda. Hanya
setengah babak saya menyaksikan pertandingan tersebut. yang tersisa Pray dan
Reza menyaksikan pertandingan tersebut hingga akhir pertandingan yang d
menangkan oleh Real Madrid dengan score 1-3. Pagi pun menjelang, tepat pukul 6
pagi Nauval, Ghani dan Reza mengusili teman-teman saya lainnya saat tertidur
dengan memotret wajah kami saat tertidur. Karena flash pada kamera yang terang
tersebut saya pun terbangun. Walapun saya tidur tidak terlalu cukup saya pun
tidak melanjutkan tidur. Nauval, Ghani, Reza mengajak saya ke depan villa untuk
mengabadikan kebersamaan dengan memotret. View pagi hari di depan villa cukup
bagus untuk di potret. Kabut yang masih tebal dan suasana alam yang begitu
indah. Pukul 8 teman-teman saya yang masih didalam pun saat terbangun mereka
langsung ke depan villa untuk ikut di potret. Selain itu kami juga berjalan
kaki mengeliling sekitar villa mencari view yang bagus untuk di potret bersama
kami. Setalah itu kami kembali ke villa. Bergegas mandi bergantian. Karena
pukul 11 kami harus check out. Setalah selesai bersiap-siap kami pun check
out.kami mencari makan dan Rencananya
kami ingin melanjutkan perjalanan lagi ke suatu tempat. Namun cuaca yang kurang
mendukung membuat kami semua bersepakat untuk kembali ke Bekasi. Dan kami hanya
mencari makan. Setelah selesai makan tepat di wilaya cikeas. Tiba-tiba motor
faisal yang di kendarai bagus tidak bisa melaju akibat menghantap lobang besar.mesin
motornya menyala, akan tetapi saat memutar gas motor tersebut tidak bisa
melaju, akhirnya kami mencari bengkel terdekat. Sesampainya di bengkel kami pun
memperhatikan motor tersebut, ternyata bengkel yang kami singgahi tersebut
tidak bisa menangani kendala yang dialami motor milik Faisal. Dan bengkel
tersebut menyarankan agar membawa motor tersebut ke Bengkel Resmi. Akhirnya
kami berusaha mencari bengkel resmi tersebut yang lumayan cukup jauh.
Sesampainya di bengkel kami pun menunggu di ruang tunggu. Pihak bengkel pun
memberikan kepastian bahwa motor milik Faisal tidak bisa di bawa pulang. Karena
pihak bengkel belum menemukan kendalanya. Dan kesalahan kami ialah datang ke
bengkel tersebut pukul 3 sore dan
bengkel tidak punya waktu yang cukup untuk menyelesaikan karena bengkel
tersebut tutup jam 5. Kami pun merasakan kecewa atas hal ini karena perjalanan
kami tertunda dan teman-teman merasakan kebingungan. Akhirnya Faisal memberikan
keputusan untuk pulang menggunakan bis dan kembali mengambil motor esok hari,
tapi Teman-teman saya yang lain member saran untuk tetap bersama di perjalanan.
Karena jarak antara Bekasi – Cikeas cukup jauh. Akhirnya dengan bermodalkan
nekat, 2 motor diantara kami di pakai untuk berboncengan 3 orang. Kami merasa
melanggar, tapi disinilah kami merasakan sensasi bagaimana suatu kebersamaan
dalam suatu perjalanan dan pengalaman yang menarik. Kami berhati-hati saat
jalan menuju pulang. Apabila kami menemui titik-tiki polisi. Saya dan Ikhwan
Pun bergegas Jalan kaki agar terhindar dari Polisi. Pukul 7 malam kami tiba di
Bekasi dan menuju ke rumah Atri untuk beristirahat sejenak. dan setalah itu
kami pulang ke rumah masing-masing.
Itulah cerita yang
paling berkesan bagi saya, karena cerita itu mengajarkan saya untuk tetap
menghargai orang tua dengan meminta izin serta memberikan kepercayaan. serta
kebersamaan saya dan teman-teman saat mengalami senang maupun kesusahan dan
menciptakan sensasi yang menarik walau kami tau hal tersebut melanggar. “ mohon
maaf :P ”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar