NAMA : ECHA SAEFULLOH H
NPM: 12211305
KELAS: 3EA26
Proses
Pengambilan Keputusan Oleh Konsumen
Proses
pengambilan keputusan diawali dengan adanya kebutuhan yang berusaha untuk
dipenuhi. Pemenuhan kebutuhan ini terkait dengan beberapa alternatif sehingga
perlu dilakukan evaluasi yang bertujuan untuk memperoleh alternatif terbaik
dari persepsi konsumen. Di dalam proses membandingkan ini konsumen memerlukan
informasi yang jumlah dan tingkat kepentingannya tergantung dari kebutuhan
konsumen serta situasi yang dihadapinya.
Ada empat jenis pengambilan keputusan oleh konsumen
yang tegantung pada bagaimana ‘telibatnya’ konsumen dengan produk dan rumitnya
proses pembuatan keputusan.
-
Produk dengan tingkat keterlibatan
tinggi:
Pembelian
produk ini menawarkan unsure risiko kepada konsumen seperti risiko keuangan,
sosial dan psikologis. Konsumen meluangkan waktu dan usaha untuk mengewaluasi
produk yang beragam sebelum memilih yang paling sesuai untuknya: merek
sangatlah penting. Kebanyakan produk pariwisata merupakan produk dengan tingkat
keterlibatan tinggi.
- Produk dengan tingkat keterllibatan rendah:
Konsumen
tidak perlu membuang banyak waktu untuk mengevaluasi produk atau merek dengan
tingkat keterlibatan rendah yang beragam. Risikonya sangat kecil dan keputusan
membeli biasanya berdasarkan kenyamanan dan tersedianya produk merek tersebut.
- Pembuat keputusan yang rumit:
Proses
pembuatan keputusan diawali dengan timbulnya kebutuhan → proses informasi →
evaluasi produk atau merek → pembelian → evaluasi pasca pembelian → kembali
kepada timbulnya kebutuhan ( Francois Vellas Dan Lionel Becherel) proses
pembuatan keputusan yang rumit ( disadur dari Assael, 1987). Hal ini mungkin berasal dari perangkat
psikologis konsumen seperti sikap, keinginan, dan kepribadian, dari gaya hidup
konsumen dan pengaruh kawan serta stimulasi eksternal seperti iklan dan kebutuhan
ekonomi.
Apabila
minat konsumen telah di timbulkan, ia akan mencari dan memproses informasi
mengenai produk yang diinginkan. Ini merupakan proses selektif karena konsumen
akan cenderung memilih informasi yang paling sesuai dengan kebutuhan dan keyakinan.
Konsumen akan memilih dan membeli produk dari suatu merek berdasarkan evaluasi
informasi tersebut. produk dari suatu merek berdasarkan evaluasi informasi
tersebut. oproduk dengan tingkat keterlibatan tinggi dievaluasi dengan teliti. Jelas
bahwa pelaku pemasaran harus berusaha memahami apa yang membuat konsumen
memilih suatu merek.
Pembelian bukan akhir dari suatu
proses. Apabila produk telah digunakan atau jasa telah dirasakan, timbul
evaluasi pasca pembelian. Konsumen menilai apakah pilihan produknya tepat dan
ini akan mempengaruhu apa yang akan dibelinya masa depan.
- Faktor lingkungan yang mempengaruhi pilihan konsumen:
Konsumen
mempunyai sikap yang mempengaruhi cara mereka berperilaku dan menentukan sebuah
produk. William (1995) menjelaskan bahwa sikap terdiri atas ketiga komponen:
1. Komponen
kognitif atau pengetahuan, yang mengacu pada kepercayaan atau ketidak percayaan
2. Komponen
afektif ata komponen emosional, yang mewuhudkan perasaan positif dan negative
3. Komponen
konatif atau tren perilaku, yang mewujudkan tren berperilaku dalam cara
tertentu. Ini tidak berarti ada perilaku tertentu yang akan timbul tetapi
tindakan tertentu mungkin timbul apabila ada peluang. Karena itu sikap mengatur
seseorang terlebih dahulu untuk bertindak dengan cara tertentu terhadap
seseorang atau suatu benda
MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN
a.
Model Perilaku Pengambilan keputusan
-
Model Ekonomi yang dikemukakan oleh ahli
ekonomi klasik dimana keputusan orang itu rasional, yaitu berusaha mendapatkan
keuntungan marginal sama dengan biaya marginal atau untuk memperoleh keuntungan
maksimum.
-
Model Manusia Administrasi Dikemukan
oleh Herbert A. Simon dimana lebih berprinsip orang tidak menginginkan
maksimalisasi tetapi cukup keuntungan yang memuaskan.
-
Model Manusia Mobicentrik Dikemukakan
oleh Jennings, dimana perubahan merupakan nilai utama sehingga orang harus
selalu bergerak bebas mengambil keputusan.
-
Model Manusia Organisasi Dikemukakan
oleh W.F. Whyte, model ini lebih mengedepankan sifat setia dan penuh kerjasama
dalam pengambilan keputusan.
-
Model Pengusaha Baru Dikemukakan oleh
Wright Mills menekankan pada sifat kompetitif.
-
Model Sosial Dikemukakan oleh Freud
Veblen dimana menurutnya orang sering tidak rasional dalam mengambil keputusan
diliputi perasaan emosi dan situsai dibawah sadar.
b.
Model Preskriptif dan Deskriptif
Fisher mengemukakan
bahwa pada hakekatnya ada 2 model pengambilan keputusan, yaitu:
- Model Preskriptif Pemberian resep perbaikan, model ini menerangkan bagaimana kelompok seharusnya mengambil keputusan.
- Model Deskriptif Model ini menerangkan bagaimana kelompok mengambil keputusan tertentu. Model preskriptif berdasarkan pada proses yang ideal sedangkan model deskriptif berdasarkan pada realitas observasi
Disamping
model-model diatas (model linier) terdapat pula model Spiral dimana satu
anggota mengemukakan konsep dan anggota lain mengadakan reaksi setuju tidak
setuju kemudian dikembangkan lebih lanjut atau dilakukan “revisi” dan seterusnya.
Teknik-teknik
Pengambilan Keputusan
- a. Teknik Kreatif
- Brainstorming Berusaha untuk menggali dan mendapatkan kreatifitas maksimum dari kelompok dengan memberikan kesempatan para anggota untuk melontarkan ide-idenya.
- Synectics Didasarkan pada asumsi bahwa proses kreatif dapat dijabarkan dan diajarkan, dimaksudkan untuk meningktakan keluaran (output) kreatif individual dan kelompok
b.
Teknik Partisipatif
Individu
individu atau kelompok dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan.
-
Teknik Modern:
·
Teknik Delphi
·
Teknik Kelompok Nominal
Tahapan Pengambilan Keputusan
Simon
(1960) memperkenalkan empat aktivitas dalam proses pengambilan keputusan :
-
Intelligence : Pengumpulan informasi
untuk mengidentifikasikan permasalahan.
-
Design : Tahap perancangan solusi dalam
bentuk alternatif2 pemecahan masalah.
-
Choice : Tahap memilih dari solusi dari
alternatif2 yg disediakan.
-
Implementation : Tahap melaksanakan
keputusan dan melaporkan hasilnya.
Tipe
– Tipe Proses Pengambilan Keputusan
Sebelum
dan sesudah melakukan pembelian, seorang konsumen akan melakukan sejumlah
proses yang mendasari pengambilan keputusan, yakni:
1. Pengenalan masalah (problem
recognition).
Konsumen akan membeli suatu
produk sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa adanya
pengenalan masalah yang muncul, konsumen tidak dapat menentukan produk yang
akan dibeli.
2. Pencarian informasi (information
source).
Setelah memahami masalah yang
ada, konsumen akan termotivasi untuk mencari informasi untuk menyelesaikan
permasalahan yang ada melalui pencarian informasi. Proses pencarian informasi
dapat berasal dari dalam memori (internal) dan berdasarkan pengalaman orang
lain (eksternal).
3. Mengevaluasi alternatif
(alternative evaluation).
Setelah konsumen mendapat
berbagai macam informasi, konsumen akan mengevaluasi alternatif yang ada untuk
mengatasi permasalahan yang dihadapinya.
4. Keputusan pembelian (purchase
decision).
Setelah konsumen mengevaluasi
beberapa alternatif strategis yang ada, konsumen akan membuat keputusan
pembelian. Terkadang waktu yang dibutuhkan antara membuat keputusan pembelian
dengan menciptakan pembelian yang aktual tidak sama dikarenakan adanya hal-hal
lain yang perlu dipertimbangkan.
5. Evaluasi pasca pembelian
(post-purchase evaluation).
merupakan proses evaluasi yang
dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan
pembelian. Setelah membeli produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi
apakah produk tersebut sesuai dengan harapannya. Dalam hal ini, terjadi
kepuasan dan ketidakpuasan konsumen. Konsumen akan puas jika produk tersebut
sesuai dengan harapannya dan selanjutnya akan meningkatkan permintaan akan
merek produk tersebut di masa depan. Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak
puas jika produk tersebut tidak sesuai dengan harapannya dan hal ini akan
menurunkan permintaan konsumen di masa depan.
Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Pemecahan Masalah
Konsumen
menggunakan pemecahan masalah yang terbatas ketika mereka melakukan sedikit
usaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Hal ini sering dilakukan oleh konsumen
ketika membeli suatu produk yang telah mereka gunakan sebelumnya.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi jangkauan pemecahan masalah :
1. Alternatif-alternatif
dibedakan dengan cara yang relevan
2. Tersedia
waktu yang memadai untuk pertimbangan yang mendalam untuk membeli produk.
3. Terdapat
tingkat keterlibatan (relevansi pribadi) yang tinggi yang menyertai pembelian.
Terdapat 5 faktor internal yang relevan terhadap
proses pembuatan keputusan pembelian:
1.
Motivasi (motivation) : Suatu dorongan yang ada dalam diri manusia untuk mencapai tujuan tertentu
2.
Persepsi (perception): Hasil pemaknaan seseorang
terhadap stimulus atau kejadian yang diterimanya berdasarkan informasi dan
pengalamannya terhadap rangsangan tersebut.
3.
(attitude formation): Penilaian yang ada dalam diri
seseorang yang mencerminkan idak suka seseorang akan suatu hal.
4.
Integrasi (integration): Kesatuan antara sikap dan tindakan.Integrasi
merupakan respon atas sikap yang diambil. Perasaan suka akan mendorong seseorang
untuk membeli dan perasaan tidak suka akan membulatkan tekad seseorang untuk
tidak membeli produk tersebut.
5.
Pembelajaran (learning): Proses belajar yang
dilakukan seseorang setelah membeli produk tersebut dengan melihat apakah
produk tersebut memiliki kegunaan dan akan dijadikan sebagai alternatif
dalam pembelian selanjutnya
Pembelian
Struktur Keputusan Membeli Struktur keputusan membeli penting,karena sesudah menetukan kebutuhan dan mempunyai keinginan akan produk tertentu, konsumen diharapkan untuk memunculkan keputusan untuk membeli. Ada tujuh struktur keputusan membeli yang mempengaruhi konsumen
Struktur Keputusan Membeli Struktur keputusan membeli penting,karena sesudah menetukan kebutuhan dan mempunyai keinginan akan produk tertentu, konsumen diharapkan untuk memunculkan keputusan untuk membeli. Ada tujuh struktur keputusan membeli yang mempengaruhi konsumen
1. Keputusan tentang jenis produk: Konsumen dapat memutuskan untuk
membelanjakan uangnya untuk membeli produk X atau tujuan lain selain melakukan
pembelian. Para pemasar harus memusatkan perhatian pada konsumen yang
diharapkan memutuskan untuk untuk membeli produk X dari alternatif lain yang
mereka pertimbangkan uangnya untuk membeli komputer atau keperluan lain (membeli
kamera, pakaian, dan buku)
2. Keputusan tentang jenis produk: Konsumen memutuskan untuk membeli
produk X dengan bentuk tertentu (ukuran, mutu, corak,dan sebagainya).
Perusahaan harus menggunakan riset pemasaran untuk mengetahui kesukaan konsumen
(untuk memaksimumkan daya tarik merk produk X, misalnya mahasiswa tersebut
menentukan karakteristik dari komputer yang diinginkan yaitu laptop, Pentium
120, kemampuan memproses cepat, fasilitas lengkap (baterai, CD drive, mouse)
3. Keputusan tentang merek: Konsumen memutuskan merk yang akan diambil. Perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merk. Misalnya berdasarkan informasi yang dihimpun, mahasiswa tersebut memilih untuk mendapatkan komputer merk acer.
3. Keputusan tentang merek: Konsumen memutuskan merk yang akan diambil. Perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merk. Misalnya berdasarkan informasi yang dihimpun, mahasiswa tersebut memilih untuk mendapatkan komputer merk acer.
4. Keputusan tentang penjualan: Konsumen memutuskan dimana akan membeli (toko serba ada, elektronik, toko khusus dan lain-lain, perusahaan ( termasuk pedagang besar, pengecer) Harus mengetahui bagaimana konsumen memilih penjual tertentu. Misalnya mahasiswa tersebut mempunyai pilihan membeli di toko elektronik, toko khusus komputer atau agen tertentu. Disamping pertimbangan harga, ia mempertimbangkan pula layanan yang didapat baik pada waktu membeli layanan purna jual.
5. Keputusan tentang jumlah produk: Konsumen memutuskan jumlah produk yang akan dibeli. Perusahaan harus mempertimbangkan banyaknya produk tersedia untuk konsumen sesuai keinginan konsumen yang berbeda-beda.
6. Keputusan tentang waktu pembelin: Konsumen memutuskan kapan harus membeli (kapan uang/kesempatan tersedia). Perusahaan harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam penentuan waktu pembelian, yang juga mempengaruhi perusahaan dalam mengatur waktu produksi, pemesanan, periklanan dan sebagainya.
7. Keputusan tentang cara pembayaran: Konsumen memutuskan mode pembelanjaan yang disukainya, perusahaan harus mengetahui hal ini yang akan mempengaruhi dalam penawaran pembayaran (discount untuk tunai, kemudahan kredit, bunga rendah, dan lain-lain).
Diagnosa Perilaku Konsumen
Pemahaman
akan perilaku konsumen dapat diaplikasikan dalam beberapa hal,yaitu:
- Untuk merancang sebuah strategi pemasaran yang baik,
misalnya menentukan kapan
saat yang tepat perusahaan memberikan diskon untuk menarik pembeli. - Perilaku konsumen dapat membantu pembuat
keputusan membuat kebijakan
publik.Misalnya dengan mengetahui bahwa konsumen akan banyak menggunakan
transportasi saat lebaran, pembuat keputusan dapat merencanakan harga tiket
transportasi di hari raya tersebut. - Pemasaran sosial (social marketing), yaitu penyebaran ide di antara konsumen. Dengan memahami sikap konsumen dalam menghadapi sesuatu, seseorang dapat menyebarkan ide dengan lebih cepat dan efektif
Terdapat
tiga pendekatan utama dalam meneliti perilaku konsumen.
- Pendekatan pertama adalah pendekatan interpretif. Pendekatan ini menggali secara mendalam perilaku konsumsi dan hal yang mendasarinya. Studi dilakukan dengan melalui wawancara panjang dan focus group discussion untuk memahami apa makna sebuah produk dan jasa bagi konsumen dan apa yang dirasakan dan dialami konsumen ketika membeli dan menggunakannya.
- Pendekatan kedua adalah pendekatan tradisional yang didasari pada teori dan metode dari ilmu psikologi kognitif, sosial, dan behaviorial serta dari ilmu sosiologi.Pendekatan ini bertujuan mengembangkan teori dan metode untuk menjelaskan perliku dan pembuatan keputusan konsumen. Studi dilakukan melalui eksperimen dan survey untuk menguji coba teori dan mencari pemahaman tentang bagaimana seorang konsumen memproses informasi, membuat keputusan, serta pengaruh lingkungan sosial terhadap perilaku konsumen.
- Pendekatan ketiga disebut sebagai sains marketing yang didasari pada teori dan metode dari ilmu ekonomi dan statistika. Pendekatan ini dilakukan dengan mengembangkan dan menguji coba model matematika untuk memprediksi pengaruh strategi marketing terhadap pilihan dan perilaku konsumen. Ketiga pendekatan sama-sama memiliki nilai dan memberikan pemahaman atas perilaku konsumen serta strategi marketing dari sudut pandang dan tingkatan analisis yang berbeda. Sebuah perusahaan dapat saja menggunakan salah satu atau seluruh pendekatan, tergantung permasalahan yang dihadapi perusahaan tersebut.
REFERENSI:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar